Beberapa kegiatan yang dianjurkan dalam
pemeliharaan sarana pembuangan tinja adalah sebagai berikut:
·
Pembersihan halaman di sekitar
rumah jamban dari sampah dan tumbuhan rumput yang tidak dikehendaki.
·
Pembersihan lantai, dinding,
dan atap rumah jamban secara teratur, minimal satu minggu sekali, dari lumut,
debu, tanah atau sarang laba-laba.
·
Penggelontoran tinja pada
lubang pembuangan tinja atau leher angasa setiap selesai penggunaan.
·
Pemantauan isi lubang jamban
pada jamban cubluk, jamban air, jamban bor, dan jamban kompos secara berkala
terutama pada akhir periode pemakaian yang direncanakan.
·
Pemantauan isi tangki
pembusukan secara berkala (setiap 12-18 bulan pada tangki pembusukan rumah
tangga dan tiap 6 bulan pada tangki pembusukan
sekolah dan kantor pelayanaan umum) untuk menjaga efisiensi kerjanya,
lakukan pengurasan bila kedalaman busa serta lumpur sudah melebihi batas yang
dipersyaratkan.
·
Hindarkan pemasukan sampah
padat yang sukar atau tidak dapat diuraikan (kain-kain bekas, pembalut, logam,
dan sebagainya) dan bahan kimia yang beracun (karbol, lysol, formalin dan
sebagainya) kedalam lubang jamban atau tangki pembusuk.
Syarat – Syarat Bangunan Jamban :
·
Harus tertutup, artinya
bangunan tersebut terlindungi dari pandangan orang lain, terlindungi dari panas
dan hujan, serta terjamin privacynya.
·
Bangunan kakus ditempatkan pada
lokasi yang tidak sampai mengganggu pandangan, menimbulkan bau, serta tidak
menjadi tempat hidupnya berbagai macam binatang.
·
Bangunan kakus memiliki lanati
yang kuat, mempunyai tempat berpijak yang kuat, yang terutama harus dipanuhi
jika mendirikan kakus model cemplung.
·
Mempunyai lubang closet,
melalui saluran tertentu dialirkan pada sumur penampung dan atau sumur rembesan
terutama disyaratkan jika mendirikan jamban dengan tempat penampungan dan
rembesan.
·
Menyediakan alat pembersih yang
cukup sehingga dapat segera dipakai setelah dilakuakan buang kotoran.